لا شىء يعجبني (Tak ada sesuatu yang menakjubkan)

Untuk ke sekian kalinya, aku bersyukur untuk telah bisa menerjemahkan puisinya Mahmoud Darwish ke dalam bahasa Indonesia, ternyata pekerjaan mentranslit tak kalah letihnya ketimbang mengarang puisi sendiri. Selalu ada sesuatu yang baru setiap kali menerjemah. Puisi ini, meski kalimatnya datar, akan tetapi maknanya kuat sekali; Tak ada sesuatu yang menakjubkan. Itu seolah hadir sebagai nasihat yang disamarkan, mungkin penulis enggan menyinggung orang lain, itu mengapa ia menulis puisi. Puisi ini sendiri, ada di kumpulan buku puisinya yang berjudul La Ta'tadzir Amma Fa'altu atau jika diartikan kira-kira tertulis begini; Jangan Minta Maaf tentang apapun yang kulakukan. Buku tersebut terbit tahun 2004, berarti empat tahun menjelang wafatnya Mahmoud Darwish. Buku yang tebalnya 157 halaman ini memuat 47 puisi, sementara ini halaman yang ke 85. 




يقول مسافرٌ في الباصِ - لا شيء يعجبني
لا الراديو ولا صُحُفُ الصباح , ولا القلاعُ على التلال; أُريد أن أبكي
 
يقول السائقُ: انتظرِ الوصولَ إلى المحطَّةِ
وابْكِ وحدك ما استطعتَ

تقول سيّدةٌ: أَنا أَيضاً. أنا لا شيءَ يُعْجبُني
دَلَلْتُ اُبني على قبري, فأعْجَبَهُ ونامَ' ولم يُوَدِّعْني

يقول الجامعيُّ: ولا أَنا ' لا شيءَ يعجبني   
دَرَسْتُ الأركيولوجيا دون أَنأَجِدَ الهُوِيَّةَ في الحجارة  
هل أنا حقاً أَنا؟

ويقول جنديٌّ: أَنا أَيضاً. أَنا لا شيءَ يُعْجبُني
أُحاصِرُ دائماً شَبَحاً يُحاصِرُني
يقولُ السائقُ العصبيُّ: ها نحن اقتربنا من محطتنا الأخيرة
' فاستعدوا
للنزول!

فيصرخون: نريدُ ما بَعْدَ المحطَّةِ'فانطلق
أمَّا أنا فأقولُ: أنْزِلْني هنا, أنا مثلهم
  لا شيء يعجبني,  ولكني تعبتُ من السِّفَرْ






Seorang penumpang di bus mengatakan; Bagiku tak ada yang menakjubkan,
tidak radio, koran pagi atau benteng di perbukitan; Aku ingin menangis

Sopir bus mengatakan; Tunggulah sampai mencapai stasiun,
dan menangislah sendirian semaumu

Seorang perempuan mengatakan; Aku juga, bagiku tak ada yang mengagumkan,
aku menunjukkan anakku pada kuburan, ia menyukai dan tidur di sana tanpa pamit

Seorang mahasiswa mengatakan;  Aku juga, tak ada yang mengesankan bagiku,
aku belajar Arkeologi tanpa menemukan identitas dalam batu.
Apakah aku benar-benar aku?

Seorang tentara mengatakan; Aku juga, bagiku tak ada yang mencengangkan,
aku menjaga hantu yang selalu menghantuiku

Sopir marah, mengatakan; Di sini kita sudah mendekati perhentian terakhir,
siap-siaplah untuk turun

Kemudian mereka berteriak; Kami ingin turun setelah stasiun saja, terus jalan!

Sementara aku sendiri mengatakan; Turunkan aku di sini. Aku juga seperti mereka,
tak ada sesuatu yang menakjubkan, tapi aku sudah letih bepergian.


5 September 2013, Kairo. NB: Jika mau mendengarkan puisi ini dibaca oleh penulisnya, kau bisa klik DI SINI





0 komentar

[MAKLUMAT] Buku puisi Mantra Asmara x - +