Puisi ini ada di halaman 26 dari buku puisinya yang bertajuk La Ta'tadzir amma Fa'altu. Mungkin saja puisi ini menjadi esensi dari keseluruhan puisi, sehingga dijadikan pula sebagai judul buku. Puisi secara umum semacam dialog dengan diri sendiri, Mahmoud Darwish bertanya lalu dijawab dirinya yang lain; bahwa secara keseluruhan penulis memerintah kepada dirinya sendiri untuk tak memberikan ampun terhadap apa yang ia lakukan kecuali kepada ibunya.Video dari puisi ini bisa dibaca
SINI
لا تعتذرْ عمّا فعلتُ –
أقولُ في سّرِيِّ
أقول لآخَري الشخصِيِّ
ها هي ذكرياتك كلها مرئية:
ضجر الظهيرة في نعاس القطِّ
عرف الديك
عطر المريمية
قهوة الم
الحصيرة والوسائد
باب غرفتك الحديد
الذبابة حول سقراط
السحابة فوق أفلاطون
ديوان الحماسة
صورة الأب
معجم البلدان
شكسبير
Untuk ke sekian kalinya, aku bersyukur untuk telah bisa menerjemahkan puisinya Mahmoud Darwish ke dalam bahasa Indonesia, ternyata pekerjaan mentranslit tak kalah letihnya ketimbang mengarang puisi sendiri. Selalu ada sesuatu yang baru setiap kali menerjemah. Puisi ini, meski kalimatnya datar, akan tetapi maknanya kuat sekali; Tak ada sesuatu yang menakjubkan. Itu seolah hadir sebagai nasihat yang disamarkan, mungkin penulis enggan menyinggung orang lain, itu mengapa ia menulis puisi. Puisi ini sendiri, ada di kumpulan buku puisinya yang berjudul La Ta'tadzir Amma Fa'altu atau jika diartikan kira-kira tertulis begini; Jangan Minta Maaf tentang apapun yang kulakukan. Buku tersebut terbit tahun 2004, berarti empat tahun menjelang wafatnya Mahmoud Darwish. Buku yang tebalnya 157 halaman ini memuat 47 puisi, sementara ini halaman yang ke 85.
يقول مسافرٌ في الباصِ - لا شيء يعجبني
لا الراديو ولا صُحُفُ الصباح , ولا القلاعُ على التلال; أُريد أن أبكي
يقول السائقُ: انتظرِ الوصولَ إلى المحطَّةِ
وابْكِ وحدك ما
استطعتَ
Puisi ini kubaca pertama kali di buku kumpulan puisinya Mahmoud Darwish yang berjudul
Syai'un Ani l'Wathon, yang berarti
Sesuatu, tentang Tanarair. Buku tersebut cetakan Darul Audah, cet. Beirut. Buku berjumlah 358 halaman itu-- ada satu puisi yang berjudul
Bithaqoh Hawiyah--- yang berarti Kartu Identitas. Puisi yang mengisahkan tentang Palestina, dari pertama kubaca sudah bisa membuat tergetar, jika hendak mendengarkan Mahmoud Darwish membacakan puisi ini, bisa kau saksikan
DI SINI . Silahkan simak dan semoga berkesan.
سجل! انا عربي
ورقم بطاقتي خمسون الف
واطفالي ثمانية
وتاسعهم سيأتي بعد صيف
فهل تغضب؟
سجل! انا عربي
واعمل مع رفاق الكدح في محجر
واطفالي ثمانية
اسلّ لهم رغيف الخبز والاثواب والدفتر من الصخر
ولا اتوسل الصدقات من بابك
ولا اصغر امام بلاط اعتابك
فهل تغضب؟
سجل! انا عربي
انا اسم بلا لقب
صبور في بلاد كل ما فيها
يعيش بفورة الغضب
جذوري قبل ميلاد الزمان رست
وقبل تفتح الحقب
Kembali aku menterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebuah puisi yang ditulis oleh Mahmoud Darwish-- Puisi ini terkumpul di dalam bukunya yang berjudul Dzakiroh Linnisyaaan--- yang berarti Kenangan yang terlupakan. Buku tersebut dicetak kali pertama pada 1982 oleh percetakan Azzaman Beirut. Penyair Palestina ini berulangkali dimasukkan penjara di Israel karena puisi-puisi Satire-nya. Akan tetapi yang kuterjemahkan kali bertema kemanusiaan, bahwa hidup kita butuh orang lain, justru letak esensi dari puisi ini ada di nilai sosialnya. Dan jika kau hendak menyimak Mahmoud Darwish membaca puisi ini, bisa kau dengarkan DI SINI
وأنتَ تُعِدُّ فطورك،
فكِّر بغيركَ
لا تَنْسَ قوتَ الحمام
وأنتَ تخوضُ حروبكَ، فكِّر بغيركَ
لا تنس مَنْ يطلبون السلام
وأنتَ تسدد فاتورةَ الماء، فكِّر بغيركَ
مَنْ يرضَعُون الغمامٍ
وأنتَ تعودُ إلى البيت، بيتكَ، فكِّر بغيركَ