: Puisi Usman Arumy, Berandal Loka Jaya
Dengan membawa darah leluhurnya
seorang pemuda mengembara ke Afrika
Moyangnya hidup di tiga masa kerajaan
diwarisinya jiwa pujangga dan kesenian
Setelah Dua puluh lima tahun lamanya belajar
menjinakkan kenangan yang gampang tergetar
Jadilah ia Murai Batu yang senang berkicau
tentang riwayat Sang Sumirang di masa lampau
Di batinnya telah tertanam Lir-Ilir
disenandungkannya setiap senja hendak lingsir
Seperti laut yang senantiasa menjaga kedalamannya
ia tafsir setiap baitnya agar menemukan arti-makna
Seperti mawar yang tumbuh tanpa gaduh
ia takwil setiap lariknya dengan kesadaran penuh
Setelah itu ia baru tahu mengapa manusia
punya kewajiban memancarkan cinta
Atas nama Moyang, katanya
kusenandungkan Pupuh Dandanggula
sebagai penegasan penyair yang lahir di tanah Jawa
Demi leluhur bumi Demak, katanya lagi
akan kurapal madah Kinanti berulangkali
agar cintaku pada kampung halaman tak sanggup mati
Setelah seper-empat abad ia mengarungi dunia
berjihad mencari wujud pencipta asal-mula
Jadilah ia Ki Ageng Sela sang penakluk petir
yang giat mengolah sawah dan mahir bersyair
Dihatinya bergema abadi Sluku-sluku Bathok
tembang macapat yang ia dapat manakala di pondok
Dengan cinta ia menjadi penebus segala yang retak
menyusunnya ulang sebagai tonggak yang tegak
Dalam cinta ia lahir kembali sebagai pemuja yang baka
memuliakan yang didera derita sampai yang tak diakui manusia
Kepada cinta ia mengabdi kepada apa pun yang dipandang ada
sembahyangnya cuma membuat orang lain bahagia
Demi alas Jatiwangi, Jenggala terkuaknya rahasia
Ia bertekad menyerap kedaulatan ajaran Sastra Jendra
dari seorang Sepuh yang membawa tongkat penyangga tubuhnya
Atas nama goa Langsih, Garba tempat ia bertapa
diseratlah Asta-Brata sebagai cikal bakal Layang Kalimasada
Saat itu ia jauh lebih muda dari semua yang pernah disangka
Setelah samadinya khatam jiwanya malih selapang harapan
tangannya merentang lebih luas dibanding impian
Turun-temurun ke zuriah, bergulir ke setiap trah
Ketika pada suatu malam salah satu ahli warisnya
dihadang tuju bromocorah jumawa lengkap dengan senjata
Ia menggertak "Bajigur! Aku cucu Berandal Loka Jaya".
Jum'at, 6 February 2015. Nasr City, Kairo