Di penghujung malam
embun turun beruntun di tuntun halimun
sehening wirid dalam bening langit
seputih dan sebersih wajah kekasih
lagi, seluruh kenang terentang di brawijaya
dari matamu yang binar membersit cahaya
ada bebayang yang seakan selalu tenang melenggang
di tiap tapak jejak jalan lengang dan remang
berkalikali kudamba kau jadi cinta
yang bencah dari cerah semesta
hurufhuruf yang dikutuk jadi namamu
mengembara di sepanjang waktu
sesekali di eja angin yang menderu
kini aku tau
jantung yang berkesiur ini adalah kamu
sebab aku sarat sengkarut jika kamu di hirup maut
Di penghujung malam
sekali bernafsu menuju kamu
membawamu sampai ke hulu
sambil berdecak mendoakanmu
bagai hawa dalam rengkuhan adam
28-03-2012. pare kediri
kadang aku membayangkan kau jadi kopi yang kutenggak berkali-kali, agar kau selalu hadir dan berarti, agar segala yang sepi meriap dan menari, agar aku selalu kau masuki di malam hari. Meresap dan merasuk di tiap rusuk.
kau jurang juwita yang mewarna jadi gulita, di guamu ada rindu yang nganga, barangkali sepi ini adalah wujud birahi, ingin kurambahi dan menjamahi inti hatimu.
kadang aku menghayalkan kau jadi kopi yang kuseduh berkali-kali, sebab apa yang lebih candu ketimbang kopi yang kuhirup tiap pagi, agar kau selalu kuhela, agar aku selalu kau jatuhi, agar kau selalu kuhisap, merasai aroma yang menguar jadi getar, sebab uap dan asap yang ngepul itu adalah wujud cintamu.
19.03.2012. kediri
Kau seperti angin yang memasukiku, hanyut menyelusup membuat jantung berdegup, menyentuh tubuh namun tak tersentuh, kau benda yang gaib dan raib, merenda rindu.
Kau angin yang nggangsing jadi angan, melesat ke pusat keluhuran cinta. Jika benar kau adalah renjana dalam rentangan jemparing arjuna, lesakkan ke tubuhku! agar Aku penyap ke dalam gurit yang tergurat dari harap
kau menyurih di lengkung lentuk dan menyerah. Kumasuki rumpun rimbun yang tumbuh di rumit ronggamu. Agar kau meriap di ruas resahku.
Kau sarit sarira yang lepas dari nirwana, bersayap dan mengalun sayup, kusayati cintamu, dan menyelisip kedalam gurit,
kukembarai hati hatifmu, agar kau lapih dan lapuh, bersunyi-sunyi dari sepi sunyatmu, ngendap dan lindap di kedalaman senyap, maka kau adalah cinta yang kudamba jadi nyata.
19.03. 2012. PARE KEDIRI
Ketika kau membentang di dalam heningku, ada rindu berkelabat serupa sayap, kau terentang sejauh yang tak bisa di tempuh, mengembara bagai bara yang memburu abu.
Aku menjadi kerling demi mencipta cerlang, kubiar diriku di lumat pekat, agar kau menjadi kilau, kurasuki dirimu agar yang rubuh dan lepuh luruh kepusat ruh.
Ketika kau menghampar di dalam sunyiku, ada sepi yang berkalikali mengoyak hati, kujatuhi jurangmu, kumasuki guamu, agar dirimu berderap sekalap gelap.
Aku menjadi halimun yang berkelimun seperti embun, mencipta trenyuh sebelum seluruh dirimu menjelma gemuruh. Kau cinta yang tergetar andaikata aku adalah debar.
18-03;2012 pare kediri
Ada resah yang menjamah ketika rindu adalah desah
kulepas namamu dan terhempas sebagai nafas
bening berkilauan, mengerling di telan kenang, mencari hening di tengah remang
mataku sering mengunang sejak kali pertama rinduku terbang,
kukejar kau yang liar mencabar tubuh, ketika aku sedang keluh
kuharap kau adalah rerusuk yang rasuk ke pusat kehangatan peluk.
renjana yang meriap dan penyap kedalam harap
ada resah yang rebah ketika kau adalah wirid yang jatuh ke dalam gurit,
di selubung jantung kau bersenandung semerdu kidung, Kubiar diriku menghampar dalam dirimu, menjelujuri jejurang jantungmu, menjelajah jenjang jisimmu. Agar kau berdegup selekas kau kuhirup.
Kau cinta yang halus mengarus setulus orang qudus, menyelusup selembut kabut, di tuntun takdir aku menjadi musafir yang ngalir di dalam dirimu, mendambamu penuh cinta.
18.03.2012 pare kediri.
Di dalam diriku, ada denyut yang dengan lembut menyebutmu.
Di dalam dirimu, ada rindu yang bergerak serentak detak.
agar kau hidup, hirup aku semaumu.
kubiarkan kau berdegup di dalam takjub.
ketika kau-aku melesap dari harap yang meruap
di dalam dirimu, aku bergejolak serupa ombak
di dalam dirimu, aku berbiak dan mengepak
kini giliranmu
sesukamu masuki aku demi aku bisa merindu
jamah dan dedah tubuh rapuh agar jadi kukuh
di dalam diriku, cintamu terfutuh
di dalam diriku, kau rengkuh segala yang luruh
sampai seluruh angin trenyuh
dan aku adalah cinta manakala jantungku adalah kamu
17-03-2012. pare kediri
Sekumpulan Saajak Pesantren
Penulis: Usman Arrumy-Devie Sarah Khan-Amna Milladiyah-Sekar Aisha Nahdhia
Mawar Merah- Cahaya Langit-Nurul Farida Wajdi-Hasan ben Aly-Ella Ainayya- Muh. Ufi Ishbar Noval-Ita Rosyidah Miskiyyah -Nabila Munsyarihah-Violet Angel-Nada Haroen-Ami Kafie- Azzqie Adawiyah-Awy' A. Qolawun- Dian Nafi.
...
Endorsment:
Sebagian dari mutiara mutiara dunia yang akan menyinari dunia dg pantulan sinarnya, menebus cakrawala dengan keindahan kata dan keindahan pribadi nyata.
Puisi ini adalah jeritan dan gambaran hati. Dan Allah-lah yang maha Tahu. Wallahu A'lam bishshowab. ( Ibu nyai Lilik Qurrotul Ishaqiyah – pengasuh pp Langitan )