Ketika takbir berkumandang, aku terbayang oleh semua yang silam, langit luas membentang, sesekali ingat kampung halaman, betapa aku ingin pulang
Maafkan aku, wahai angin yang ikhlas kuhirup, tanpamu aku tak sanggup hidup, senantiasa mengembara menziarahi benda-benda, rela kuhela sesuntuk masa
Maafkan aku, wahai air yang tulus mengarus, maafkan karena kau kudamba hanya jika sedang dahaga, maafkan karena sering membiarkanmu muspra
Maafkan aku, wahai tanah yang selalu tabah meski sesekali menjadi tepat meludah, tak pernah berontak menjadi tempat memijak, darimu aku berdiri tegak dan kaulah tempatku kelak
Maafkan aku, wahai angin yang ikhlas kuhirup, tanpamu aku tak sanggup hidup, senantiasa mengembara menziarahi benda-benda, rela kuhela sesuntuk masa
Maafkan aku, wahai air yang tulus mengarus, maafkan karena kau kudamba hanya jika sedang dahaga, maafkan karena sering membiarkanmu muspra
Maafkan aku, wahai tanah yang selalu tabah meski sesekali menjadi tepat meludah, tak pernah berontak menjadi tempat memijak, darimu aku berdiri tegak dan kaulah tempatku kelak