Sempurna, mestinya tidak melulu dihadirkan oleh bahasa, tak perlu kata penghubung ''adalah''--titik yang menjadi konklusi dari sebuah konflik kata, untuk menetapkan suatu persoalan yang tidak jelas definisinya, kalau ia masih butuh penjelasan, itu akan menjadikan musykil bagi pemahaman yang semula sudah tidak perlu pertanyaan.
Pertanyaan sendiri pun sesungguhnya mengandung keragu-raguan, meski sesekali pada waktu yang mendesak diharuskan ada. Aku tak pernah yakin ada manusia yang punya kapasitas memadai untuk men-translit ''sempurna'' menjadi definisi baku: Jadi rumus yang menjadi sumber untuk referensi.
Nyatanya, dalam KBBI, yang ada justru hanya Sinonim, kata yang sepadan dengannya, Sempurna di situ tidak bergantung pada pengertian, atau sebaliknya, menjadi sinonim sekaligus merangkap menjadi definisi untuk semata sebagai penjelasan ringkas; Utuh, lengkap, tidak bercacat. Adalah serangkaian diksi yang menjelaskan Sempurna. selebihnya remang, tak ada yang pasti benar sebagai pengertiannya.
Sempurna, ya sudah. Jangan menimbulkan ragu dengan cara bertanya ''Maksudnya?'' untuk mencari kejelasan maknanya, sebab ia yang sejauh ini hadir sebagai kata sebenarnya tidak sesempurna dalam pengertian yang hakekat, kalaupun dimustikan ada, barangkali itu diniatkan untuk berkontemplasi pada metafora.
Tuhan Maha Sempurna, sempurna di situ hanya jadi simbol yang hendak menjadikan mafhum dengan keberadaan-Nya; sekadar tanda yang ingin memaklumkan di antara sifat-Nya. Sebab hakekatnya Tuhan lebih jauh dari sekadar kata Sempurna versi bahasa.
24 Juny 2013 Kairo

Pertanyaan sendiri pun sesungguhnya mengandung keragu-raguan, meski sesekali pada waktu yang mendesak diharuskan ada. Aku tak pernah yakin ada manusia yang punya kapasitas memadai untuk men-translit ''sempurna'' menjadi definisi baku: Jadi rumus yang menjadi sumber untuk referensi.
Nyatanya, dalam KBBI, yang ada justru hanya Sinonim, kata yang sepadan dengannya, Sempurna di situ tidak bergantung pada pengertian, atau sebaliknya, menjadi sinonim sekaligus merangkap menjadi definisi untuk semata sebagai penjelasan ringkas; Utuh, lengkap, tidak bercacat. Adalah serangkaian diksi yang menjelaskan Sempurna. selebihnya remang, tak ada yang pasti benar sebagai pengertiannya.
Sempurna, ya sudah. Jangan menimbulkan ragu dengan cara bertanya ''Maksudnya?'' untuk mencari kejelasan maknanya, sebab ia yang sejauh ini hadir sebagai kata sebenarnya tidak sesempurna dalam pengertian yang hakekat, kalaupun dimustikan ada, barangkali itu diniatkan untuk berkontemplasi pada metafora.
Tuhan Maha Sempurna, sempurna di situ hanya jadi simbol yang hendak menjadikan mafhum dengan keberadaan-Nya; sekadar tanda yang ingin memaklumkan di antara sifat-Nya. Sebab hakekatnya Tuhan lebih jauh dari sekadar kata Sempurna versi bahasa.
24 Juny 2013 Kairo

Unknown

0 komentar