Pengembaraan dan Sejarah

Setiap pengembaraan-- kemanapun itu, akan selalu ada keadaan yang menawarkan ketegangan, senantiasa menerbitkan kegetiran yang surutnya tak segera, dan kesunyian yang, semestinya lekas dituliskan. Sebab sejarah bisa dikenang lebih lama jika ia dihadirkan oleh katakata yang tak sekadar bahasa. Karena dengan itu, di sana akan dapat gampang ditemu tanda-tanda yang lebih jelas ketimbang hanya dikekalkan melalui ingatan.

Pengembaraan pun, sebenarnya adalah proses untuk hadir sebagai sejarah, jika ia direkam hanya melalui ingatan yang hakekatnya berwatak rapuh, maka pengalaman demi pengalaman akan dibawa oleh angin yang hembusnya tak satu arah. Sesuatu yang serpihnya berpencar dan tidak dalam satu tempat, akan musykil atau sulit andai hendak mengumpulkannya kembali dalam keutuhan yang mutlak.


Yang menduga bahwa pengembaraan bukan di antara laku luhur, mungkin mereka tak pernah menyaksikan air keruh karena diam dan enggan mengalir, atau mereka sedang lupa kalau seekor burung yang malas mengepakkan sayapnya akan mati kelaparan.

Doa yang mengembara ke langit yang tingginya tak terperi, satu kala bisa jadi sejarah jika disampaikan dengan katakata yang rintihannya bisa menimbulkan ''evokasi'', justru itu bisa terjadi hanya ketika kecemasan menjadi identitas bagi seorang pengembara.


24 Juny 2013. Kairo.














































0 komentar

[MAKLUMAT] Buku puisi Mantra Asmara x - +