Ma, Doakan mereka.

                             :Puisi Pamflet

Ma, izinkan aku berbaring di pangkuanmu yang sentosa
ingin sekali rambutku kau belai dengan jemarimu yang selembut sutra
seperti aku masih bocah dulu, mendengar sekian cerita para nabi,
menyimak dengan setengah sadar tentang kisah para wali
Setelah telingaku penuh oleh sampah penghuni senayan
setelah sekian waktu pendengaranku penuh comberan anggota dewan

Aku butuh mencintaimu untuk menjadi manusia seutuhnya, Ma
sebab tanpa mencintaimu, aku bisa lebih nestapa ketimbang Indonesia
tanpa mencintaimu, aku bisa lebih riskan dari bendahara negara
maka jangan larang aku untuk enggan berpaling dari wajahmu
jangan cegah aku untuk tetap menghadap haribaanmu

Ma, aku ingin bercerita kepadamu,
Ketika Tuhan menjelma jutaan orang melarat
mereka menyumbangnya atas nama wakil takyat
ketika Tuhan menjadi ribuan orang kelaparan
mereka memberi anggaran dengan membawa wartawan
ketika Tuhan menjadi ribuan orang sakit di hospital
mereka menjenguknya dalam rangka memperbanyak amal
Ketika Firman dijadikan alat saksi di dalam gedung parlemen
seolah-olah mereka lebih bersih ketimbang sepuluh detergen
Ketika mereka mulai gemar menjadikan Ka'bah sebagai tempat tamasya
dan melupakan persoalan kaum jelata seperti kita
padahal mereka kan wakil kita, ya, Ma?
tapi kok mereka lebih kaya dari pemimpinnya

Ma, apakah mereka itu tidak pernah mendengar Nabi bersabda
bahwa mencintai dunia adalah pangkal dari segala malapetaka?
atas nama kegelisahan yang bertubi menghampir dalam diriku
aku memohon dengan sepenuh damba, doakanlah semua kakak-adikku
agar seluruh zuriahmu tidak hidup semerana dan semenderita tanah airku

(Doakan mereka agar lekas merdeka, Ma)

Mesir, 2013



0 komentar

[MAKLUMAT] Buku puisi Mantra Asmara x - +