Antologi Prosa Zie


Zie Judul Buku kumpulan Puisi dan Prosa, kuambil dari nama seorang perempuan yang kukenal sewaktu di Pare Kediri, seorang perempuan yang menjadikanku paham bahwa Cinta adalah ketabahan. perempuan yang mengenalkanku dengan kesepian, pendek kata, dari dia lalu aku punya tenaga untuk menulis.

Sebetulnya, rencana awal buku ini terbit pada bulan January 2013 kemaren, sudah terkumpul 35 puisi dan 20 prosa. Agar selanjutnya tidak terkesan asal terbit, aku meminta saran kepada para penulis yang jam terbangnya sudah jauh, meminta pendapat terkait buku ini, semata agar ketika sudah terbit bisa menjadi buku yang memberi kemampuan kepada pembacanya untuk sekadar manggut-manggut.

Begitu kutampung saran dan pendapat dari senior-senior, bisa kusimpulkan bahwa alangkah baik jika Puisi dan Prosa diterbitkan secara terpisah, dengan pengertian tidak terkumpul dalam satu buku. Dan ada saran yang menjadikanku sepenuhnya sadar, seorang Penyair dari Malang itu menuturkan pengalamannya berpaut dengan perihal ke-penerbitan bahwa, dia menerbitkan kumpulan puisi setelah mengendapkan puisinya selama setahun penuh, maksudnya, tanggal terakhir dari penulisan puisi yang hendak terbit itu menjadi awal bagi endapan sampai tanggal yang sama pada tahun berikutnya.

Pemahaman tersebut mengingatkanku akan sifat gegabahku, bahwa secara emosional aku terlalu bernafsu untuk segera terbit, tidak peduli bagaimana hasilnya nanti. Nyata, sebulan setelahnya, selepas menangkap maksud dari beliau-beliau, aku tekun membaca naskahnya, kadang sehari kusimak satu kali, hingga pada akhirnya aku menemu keadaan yang nyaris berujung penyesalan andai saja kuterbitkan pada bulan itu juga, masalahnya, ternyata ada sekian banyak kalimat yang menurutku perlu di revisi-reduksi.

Sedikit cerita bahwa sebetulnya, aku bernafsu untuk segera menerbitkan buku ini secepatnya hanya agar perempuan yang memiliki nama itu tahu kalau aku benar-benar mencintainya dalam kadar yang tak sekadar, untuk membuktikan jika sejauh mengenalnya aku tak punya kemampuan untuk membuka ruang bagi perempuan lain, meski betapapun banyak perempuan yang menawar diri untuk dicintai!

Aku bicara jujur bahwa begitu cover buku ini kuposting di Facebook ada sekian perempuan yang penasaran siapa sebetulnya yang selama ini kucintai, sehingga kubuatkan buku dengan judul nama perempuannya, mereka menganggap kalau kelakuanku yang membuatkan buku untuk seorang yang kucintai adalah puncak dari pembuktian, bahkan ada yang bicara dengan keluguannya alangkah senang andai dia jadi Zie. Bahwa perempuan-perempuan itu menganggap kalau Zie adalah sosok paling beruntung, Maaf, aku tidak lebay, dan bahwa aku tidak lebay, aku bicara atas nama kejujuran.

Oke, mungkin ceritanya akan kutulis tuntas dalam bentuk prosadi kolom lain, agar terkesan lebih formal. Ini sekadar maklumat, bahwa pada akhirnya, puisi dan prosa yang semula hendak kuterbitkan dalam satu buku kini kupisah dengan alasan yang sangat sepele sebenarnya, yaitu agar bisa benar-benar fokus pada inti dari isi buku.

Sekarang, setelah semuanya berjalan, Puisi kuterbitkan secara terpisah dengan judul Mantra Asmara (Covernya menyusul), sementara Prosa tetap kuberi judul Zie sebagai penghormatan bahwa dari perempuan itulah akhirnya aku bisa menulis, sampai hari ini, ketika kutulis artikel ini, sudah terkumpul 28 Prosa yang setiap harinya kubaca ulang, kurevisi juga kutambahi. Mungkin, buku ini akan terbit kelak ketika Buku kumpulan puisi yang berjudul Mantra Asmara sudah terbit, setidaknya, menunggu setengah tahun selepas terbitnya puisi itu.

Pada akhirnya, sembari menunggu proses penerbitan Mantra Asmara rampung secara purna, kini aku belajar sabar agar tidak tergesa untuk menerbitkan buku, dan melengkapi Prosa sampai benar-benar layak untuk diterbitkan sesuai kapasitasnya. Salam, jabat erat. Tabik!

Bawabah, 3 Mei 2013

0 komentar

[MAKLUMAT] Buku puisi Mantra Asmara x - +