Sajak 2004

( Kutulis saat umur 14 tahun.)
Perkenankan aku untuk merobek malam
biar matahari meneteskan cahayanya
karena ku ingin melumat sinarnya
tapi siapa yang menyetubuhi matahari ?
Hingga kini malu menampakkan sinarnya.
Izinkan aku untuk membelah senja
supaya rembulan mengalirkan cahayanya

karena ku ingin menelan pesonanya
tapi siapa yang mengawini rembulan ?
Sudilah kiranya ku lipat langit beserta awan
& biarlah ku rantai bintang di dadaku.
Persilahkan aku untuk menggulung laut beserta ombak
& ingin ku robohkan gunung yang menjulang.
Izinkan aku menumpahkan hujan
biar bumi menghisap habis airnya...

Tak usah di tulis
hanya sebatas sketsa alam
tak perlu di tafsir
semua ada di langit fahamku...
 _________
 AIR MATA

Menangislah jika kau ingin menangis


karena air matamu adalah hakmu


atau diamlah jika isakanmu tak mau terdengar


jemput & peluklah air matamu


sebelum musuhmu merampok butir beningmu


atau hapuslah jika mata sembabmu tak mau terlihat...


Sayang...


Tangisanmu adalah air matamu


air yang menari di sudut matamu adalah nyanyianmu


kuburlah air matamu

jika kau tak ingin menangis

bendunglah

jika matamu tak ingin mengalirkan air

namun biarkan saja

air matamu menggelar pesta

jika kau ingin menangis

karena air matamu adalah hakmu bukan hakku

maka aku akan berbela sungkawa karena air matamu...

 

 

-----------

 UNTUKMU


 

Untukmu...


Ingin ku ukir sebelum takbir pada lempeng takdir


sembari mendesirkan tasbih yang ku titipkan pada angin...


Untukmu...


Pelapah langit ingin ku gores dengan huruf nabi


sesekali malaikatmu mengintip dari pekatnya langit


tapi bagaimana aku hendak menyanyi...


Sementara di selengkang malam hati telah mati.


Sudahlah...


Ku coret munajat ini di relung tanah saja


biar tak ada kupu-kupu yang hinggap di mataku...

 

--------

 LAMUNANKU MALAM INI


 

Sampai kapan kau rantai hatimu dalam penjara nistamu ?


Bukankah kau sendiri yang bilang


ingin seperti kupu-kupu yang terbang bebas di taman


seberapa mahalnya rumah mewahmu


yang kau sanjung puja itu ?


Hingga kau menantang langit mencongkakkan dada


bukankah kau tercipta dari lampung dunia


tempat sampah , ludah & dahak


sudah berapa mobil mewah yang berderet di garasimu ?



Sementara kau tak pernah berfikir

saat tiba waktunya jasadmu terkulai

di antar mobil sewa ambuland

bukankah keranda menjadi kendaraanmu ?

Menuju perjalanan panjang

tanah berhektar-hektar kau beli

untuk pemuas hati & menguasai

tiba saatnya pun kau tergeletak tak bernafas

menyatu dengan tanah sepetak yang penuh sesak

sadarkah kau dengan semua ini ???

Seberapa kayanya kamu , kau tetap susah gelisah

seberapa alimnya kamu , kau tetap tergoda

seberapa tampannya kamu , kau tetap bangkai

seberapa cantiknya kamu , kau tetap tengkorak

seberapa kuatnya kamu , kau tetap tersiksa .

Kawan...

Jarum jam terus menerus melaju tanpa mundur

menuju penghabisan

tunggulah waktunya hembusan terakhir akan terjadi

kau hanyalah manusia

yang tak lebih dari sekedar comberan

kau bukanlah malaikat

berhentilah untuk mengutuk sesama

karena kau bukanlah TUHAN...

 

--------

 HANYA RAHMATAN

Malam yang sepi tanpa gumpalan awan yang terbang

langit yang jingga tanpa bintang-bintang menghiasinya

tapi di atas nun jauh disana biasan cahaya rembulan memancarkan keindahan.

Ternyata... Di balik itu semua

tersimpan takjub yang maha agung

di tiap sudut atau bahkan di arsyi

beribu bahkan berjuta malaikat bertasbih

seakan angin yang menyentuh wajahku

ikut hanyut dalam lautan dzikir

nya.

Ya allah...

Tampak jelas ciptaan indahmu itu

betapa aku ingin menggerakkan bibir ini

dengan simphoni yg menyayat hati.

Subhanallah...

Seperti para walimu yang mabuk bersamamu

seperti juga para syahidin yang melelehkan darahmu

atau seperti muttakin yang menyulut pelitamu

seperti mujahidin yang bersujud di atas sajadahmu

atau mungkin seperti muhibbin yang berpeluk mesra denganmu.

Sementara aku...

Yang ingin bercermin kepada mereka

masih meramaikan pesta syetan

mereguk sepuas-puasnya anggur jahanam

aku terlena oleh lambaian dunia

hingga wajahmu yang sebenarnya

terlihat telanjang bayi mata

terhijab tirai yang menggelapkan hati.

Astagfirullahal adzim...

Bagaimana mungkin taubatku engkau terima

sementara penyesalanku terbakar api riya'

bagaimana mungkin aku tenggelam karam di lautan roja'mu

sementara aku berharap memeluk mahlukmu

bagaimana mungkin do'aku menembus cakrawala langit tujuh

sementara di saat yang sama nafsu begitu bergelimang di hatiku.

Masya allah...

Maafkan aku yang menelantarkan syari'atmu

maafkan aku yang membiarkan sunnah rosulmu.

Ya allah...

Ampunilah aku yang mengharapkan ridhomu

tapi hatiku terseret ke dalam lorong tanpa cahaya.

Hendak bagaimana lagi aku memohon

sedangkan engkau telah tau apa yang tersimpan di hatiku

hendak bagaimana lagi aku bersimpuh

sedangkan engkau tidak butuh.

Ya allah...

Hanya rahmatmu yang ku harapkan

karena hanya dengan rahmatmu

yang bisa mencium wangi kembang air warnamu

hanya dengan rahmatmu

mataku bisa menatap agungnya wajahmu

menatap indah dzatmu yang SEMPURNA...

------
 INDONESIA
Bagaimana mungkin kau bisa tenang
jika kau biarkan mereka terlelap di lorong-lorong jembatan
bagaimana mungkin kau bisa tentram
jika kau biarkan mereka terlantar di jalanan
bagaimana mungkin kau bisa sentausa
jika kau biarkan mereka sakit kelaparan
indonesia...
Apa kau sengaja membiarkan mereka memperkosa gunung bebatuan
hingga kini tak lagi perawan ?
Apa kau sengaja membiarkan mereka menelanjangi lebatnya hutan
hingga kini tak lagi menawan ?
Apa kau sengaja membiarkan mereka mengeruhkan lautan
hingga kini tak elok rupawan ?
Indonesia...
Masihkah kau simpan air mata untuk mereka !!
Lihatlah mereka yang di jalanan
atau harus aku yang menghapus air mata mereka...

--------
UNTUK KAWANKU
Barangkali di ujung senja ini kita berpisah
maka aku titipkan segumpal rindu di sudut hatimu
barangkali di tepi waktu ini kita berpisah
maka perkenankan aku untuk meletakkan sebutir rindu
barangkali selepas disini kita takkan pernah berjumpa
maka catatlah sepenggal cerita yang pernah kita ukir bersama di kanuas hatimu...
Aku ingin menulis puisi biar kau tau
aku selalu menyimpan rindu
untukmu
kawan...
Kita bagaikan musafir dalam pengembaraan panjang
hamparan membentang lautan tak bertepi
kita menggerakkan kaki selangkah & setapak
sesekali berteduh sejenak di bawah rindangnya daun
& apa yang kita dapat !!
Sekantong ilmu atau keindahan semu ???
Kawan...
Jangan pernah merobek sesuatu yang pernah kita sulam
aku tak mengharapkan itu
ketika suatu saat , nanti atau lusa
ku harap kamu akan selalu mengenangku
sebagaimana aku tetap ingat kamu
meski kau jauh
karena kau bagian dari hatiku
kawan...
Barangkali kita tak pernah bertatap muka
ngobrol bersama sekedar membunuh waktu
seperti wakt-waktu kemarin
atau bermalam-malam sekedar mencari kekecewaan
aku ingin kita tetap satu dalam lingkaran
kawan...
Sudilah kiranya kita saling menghembuskan nafas cinta
biar kita tetap bersatu padu
kawan...
Jarak yang membentang
waktu yang menyekat
tak bisa jadi alasan untuk kita bercerai
kawan...
Andai saja selepas disini kita benar-benar berpisah
& tak akan bertemu lagi
barangkali sehelai puisi
yang ku pahat di pelapah hatimu
sedikit bisa mengobati rasa rindu
untukmu...
Ku kirimkan sebutir air mata
selamat jalan kawan...



0 komentar

[MAKLUMAT] Buku puisi Mantra Asmara x - +