DIRIMU+KATAKATAKU


Begitu kubisikkan namamu dengan kata-kataku
rinduku terkuak bagai pintu
ketika masa lalu seolah penuh olehmu
akan kukenang kamu demi memelihara namamu di hatiku

katakataku, yang selalu gemetar tiap kali menulis cinta
satu saat ingin berkunjung kedalam dirimu dengan dandanan jelita
agar kau selalu terpana ketika membaca
meski, kadang. Kamu tak mampu melinangkan airmata


malam itu aku termangu
memandang bulan terbenam di mata biyungmu
dimana kamu menjadi ibu dari puisiku
selebihnya kita saling bergantian memendam rindu

Semoga, kamu. Azizah
malam ini tak benar-benar hijrah,
dari dalam diriku yang tak usai mengguris madah
seakan tak perlu tahu dari mana asmara bermula
barangkali cuma dengan menyeru kamu, aku tak terluka

atau jika tak kutemu kamu,
perkenankan aku membisikkan namamu
agar bulan yang terbenam di mata biyungmu,
terbakar cemburu.

Betapa ingin aku menjadi bagian dari seluruh sel dalam dirimu
yang selalu simpuh demi patuh terhadap gerakmu
aku lebih setia ketimbang bayang yang mengikuti kemana kamu melenggang
aku lebih mesra di banding percik cahaya dari pantulan surya

dalam dirimu, aku ingin menjadi bagian dari cintamu
demi percumbuan suci dari pisah-temu
dan maafkanlah bila kuandaikan kau sebagai bulan dalam remangku
yang cahayanya berlesatan menuju hatiku


Demak. september 2012

0 komentar

[MAKLUMAT] Buku puisi Mantra Asmara x - +