Ia yang matanya basah oleh kerling kilau
terpejam lebam serisau burung bangau
berplengkung kedalam dan menyimpan perih parau
barangkali airmatanya mengalir kedanau
Aku datang menghadapmu dalam simpuh
dan ingin kubaringkan diriku di ruang paling khusuk dalam dirimu
bersamadi menghayati rindu yang kian tumbuh
yang melindap bagai derap debu
Huruf yang berbiak menjadi puisi
muncul dari gairah detak nadi
lesak ke lurung sepi yang aku akan tersedu jika kau tak sudi
barangkali lantaran aku mencintai
di jantungku kau selalu mau kudambakan menggema
sebab gemuruh adalah kau yang ingin selalu kesumba
dalam kesaksian embun yang bersujud di pucuk daun
serupa kenangan yang menjulang menggeliat anggun
jika tak mampu kaumencinta, kenang aku
barangkali sebagai penyair yang tersedu
atau masihkah namaku menggigil di ujung lidahmu?
seperti dulu, selalu kauwiridkan dalam deru rindu
Ia yang kuhasratkan rebah dalam diriku
merajut denyut yang susut perlahan mengeja-eja namaku membara menjadi rindu
Demak 28/07/2012
terpejam lebam serisau burung bangau
berplengkung kedalam dan menyimpan perih parau
barangkali airmatanya mengalir kedanau
Aku datang menghadapmu dalam simpuh
dan ingin kubaringkan diriku di ruang paling khusuk dalam dirimu
bersamadi menghayati rindu yang kian tumbuh
yang melindap bagai derap debu
Huruf yang berbiak menjadi puisi
muncul dari gairah detak nadi
lesak ke lurung sepi yang aku akan tersedu jika kau tak sudi
barangkali lantaran aku mencintai
di jantungku kau selalu mau kudambakan menggema
sebab gemuruh adalah kau yang ingin selalu kesumba
dalam kesaksian embun yang bersujud di pucuk daun
serupa kenangan yang menjulang menggeliat anggun
jika tak mampu kaumencinta, kenang aku
barangkali sebagai penyair yang tersedu
atau masihkah namaku menggigil di ujung lidahmu?
seperti dulu, selalu kauwiridkan dalam deru rindu
Ia yang kuhasratkan rebah dalam diriku
merajut denyut yang susut perlahan mengeja-eja namaku membara menjadi rindu
Demak 28/07/2012
Unknown

0 komentar