Serat Gurit Cinta

Di sini, kutatap cekung bulan yang ngapung di matamu
bagai mayat yang lekat di dada malaikat
aku rentung yang rentang di atas lalang

bagai makam tempat kau semayamkan murammu
aku melurung di lorong kelambu kalbu
lalu kesiur angin yang menatah namamu di nisanku
mendaulat pesta dalam kenduri cinta

dikedalaman rona ranummu kau kupeluk dalam khusuk suluk
kau adalah zikir yang ngalir dipesisir bibir
dari gurit langit kau menjelma gurat wirid
yang di tiap serat tirakatku
kau rapahi repih remah geronggang ronggaku
seraya dituntun takdir aku menagih rindumu

barangkali sajadahku kau ziarahi
sekejap rinduku hanyut di sujudmu
sulur akar sinar yang lurus di lintas cinta
mendesis dalam tangis yang serupa gerimis
lalu menggaram gerim gurindam dalam gulma
menyusun lantun yang tertenun dari cincin dan liontin
setelah kau fana kucipta nirwana dari bongkah renjana

O, gejolak gairah ombakku melimbak gebu rindumu
cerlang ceria nafasku mencatat isyarat di tiran tiranimu
kita menuju hulu dari sekian penjuru
geletar binar cinta kita
menyatu dalam gaung gema semesta

di altar penyembah sucian
kau azimat yang nyelisik di kitab paling klasik
doaku melinang harapku menggenang
semoga kita mengekal dalam tawakkal


14.12.2011 DEMAK



0 komentar

[MAKLUMAT] Buku puisi Mantra Asmara x - +