lalu betapa puisi ini benarbenar maha sunyi
yang seolah bernyanyi tanpa bunyi
mengurat ditiap selat
meracau ditiap pulau
mengudara ditiap samudra
menua ditiap benua
mengakar tak kunjung kelar
betapa puisi ini maha sunyi
yang seakan bercerita tanpa kata
bercinta sambil menyiapkan airmata
menyuguhkan derita demi bisa bahagia
menawarkan cindera setelah lara
tak lengah dijarah sejarah
maha sunyi ini sebesar rinduku nyeduh kopi dipagi hari
yang setia mengutuk cinta jadi tulang rusuk
senantiasa jelmakan laknat jadi nikmat
bagai degup aku nyawa ditiap makhluk hidup
22.11.2011. DEMAK
Selamat Menunaikan Ibadah Ngopi
Arsip Website
- Oktober 2015 (1)
- Februari 2015 (2)
- Desember 2014 (1)
- November 2014 (1)
- Mei 2014 (4)
- April 2014 (9)
- November 2013 (1)
- Oktober 2013 (11)
- September 2013 (7)
- Agustus 2013 (1)
- Juni 2013 (6)
- Mei 2013 (7)
- Februari 2013 (1)
- Januari 2013 (3)
- Desember 2012 (2)
- November 2012 (1)
- Oktober 2012 (5)
- September 2012 (3)
- Agustus 2012 (3)
- Juni 2012 (1)
- Mei 2012 (1)
- April 2012 (5)
- Maret 2012 (7)
- Januari 2012 (4)
- Desember 2011 (11)
- November 2011 (7)
- Oktober 2011 (19)
- September 2011 (1)
- Agustus 2011 (9)
- Februari 2011 (1)
- Desember 2010 (1)
- November 2010 (1)
- Agustus 2010 (1)
- Januari 2010 (1)
Data Postingan bulan ini :
Unknown

0 komentar