SURAT KERINDUAN YANG MENYANYIKAN AIR MATA

UNTUK KAMU
SEMOGA MASIH DALAM NAUNGAN CINTA
DAN KASIH SAYANGNYA


entah dari mana aku memulai merangkai kata dari surat ini, aku tak tahu harus menulis apa di saat perasaanku padamu semakin dalam, aku hanya ingin mengungkapkan sebait rindu yang semenjak perpisahan itu memenuhi rongga dadaku, aku ingin sekali tahu tentang kabarm, bagaimana keadaanmu, atau sedang apa kamu?apakah kamu sedang memikirkan aku?atau sedang mengurai kembali kisah pilu kita dulu?tapi
keterbatasanku saat in, hingga aku tak bisa selalu mendengar kabar tentangmu seperti waktu-waktu dulu,
kini, aku dan kamu terbentang jarak yang jauh, jarak yang aku tak bisa menikmati anggur asmara bersamamu, jarak yang aku tak bisa menatap indahnya wajahmu, jarak yang memisahkan kita dari keromantisan waktu dulu, keromantisan, di mana aku dan kamu saling menyuguhkan segelas cinta, dan perpisahan yang bagiku terasa berat untuk aku hadapi, meskipun begitu, aku akan selalu tetap menantmu dan mengenangmu,
zul, sejak waktu itu, ketika terakhir kali aku melihatmu, di bawah pohon itu, kau yang aku lihat dengan perasaan gundah, buat aku begitu sedih, karena waktu akan memisahkan kita, waktu yang tak bisa di tunda, waktu yang berputar begitu cepat, kesedihan yang memaksaku untuk menyeka air mata,
aku masih ingat jelas saat-saat indah bersamamu, kau begitu lembut dan hangat di saat bersua di dekatku, setiap kata yang terucap bagai derap-derap tasbih yang membalut cinta, begitu mengalir hangat di tubuhku, mengalir dengan segenap cinta yang ku lukis, lukisan berbingkai renjana asmara loka, namun, kini tak dapat ku dengar lagi katamu yang menyejukkan hatiku, tak dapat ku lihat lagi geliat anggunmu, tak dapat ku rasakan lagi cubitan genitmu, aku hanya bisa merasakan dan melihatmu lewat lamunan dan mimpiku,
zul, hanya satu pintaku, jangan pernah lagi mengatakan " aku ini siapa, aku tak pantas untukmu " karena aku tak mau kata-kata itu kau ucapkan, aku tak ingin kau jauh dariku, aku tak ingin kau tinggalkan aku hanya karena beda status, jujur aku katakan, aku semakin tak bisa hidup tanpamu, aku tak bisa lupakanmu, semenjak pertama kali aku melihatmu, di mana waktu itu aku memberikan buku padamu,
zul, aku tak memandang fisik dan materi dalam menjalin cinta, karena fisik bisa luntur dan materi bisa di cari, dan aku tak memandang status!!!!aku hanya ingin hatiku dan hatimu menjadi satu, bersatu atas nama cinta, karena cinta hanya ada di dalam hati, tidak pada bentuk terlebih jasad, bagaimanapun juga keadaanmu, aku akan selalu menunggu dan berharap akan cintamu, apapun tanggapanmu tentang cintaku ini,
zul, aku selalu teringat di saat kita duduk bersama di hamparan rumput hijau itu, duduk dengan kemesraan yang terbuai kasih sayang, kau menatapku dengan senyumm jelitamu, hatikupun mencair!!!atau di saat kita saling pandang, kau dengan bola mata yang bening menawarkan cinta padaku, kau berikansecawan madu padaku, dan madu itu tereguk atas nama cinta, lalu hatiku terlena, karena kau makhluk tuhan yang terindah untuk singah di hatiku, saat itu, aku luluh olehmu, rona wajahmu yang kemerahan berbalut kerudung hitam membuat hatiku berucap takjub akan keindahanmu, dan akan ku jaga keindahanmu itu dengan jiwaku, meski aku belum begitu tahu sebesar apa cintamu padaku, namun izinkan aku berharap engka akan selalu jadi bidadariku hingga ujung senja menjemputku, kisah tentang kita dulu masih teringat jelas dan membekas di benakku, pertama kali ku unggkapkan perasaanku padamu, kau begitu acuh pada cintaku ini, kau masih belum menerima hatiku untukmu, hatikupun tenggelam dalam perasaan kecewa, hingga dia datang dan menghampirimu, dia menawarkan ikatan sakral untukmu, dan kau meresponnya dengan baik,waktu itu kau buang aku begitu saja, aku seperti sampah tempat orang meludah, apakah kau tahu?waktuara itu hatiku hancur, benar-benar hancur, dan ketika hatiku seperti itu, dia malah minta pendapatku tentang kamu, kamupun minta pendapatku tentang dia, sementara itu, cintaku padamu masih bergelimang, dan tersimpan di jelaga hatiku, dan waktu itu juga aku mencoba tenggelamkan cinta iu, tapi tak bisa!!!!cinta itu masih terapun-apung di laut hatiku, aku tak bisa melepaskan cinta yang terpanah di hatiku, sampai pada akhirnya, hati ini pecah menjadi serpihan yang berserak, sakit zul!!!!ketika aku tahu kau berjalan bersamanya, dengngan tali kasih yang terikat antara kau dan dia, apa kau ingat??sebelumnya kau berjalan di depanku, menyapaku, kau tersenyum, kau dengan gaun hitam memancarkan aroma wangi, dan hatiku tergores,!! aku tidak mencari api, tapi , kecemburuan membakar hatiku, padahal kau sudah tahu waktu itu, hati ini kuserahkan sepenuhnya padamu, tapi kau cuek!!!!tanpa kau sadari, kau memberi luka di hatiku, dan luka yang kau berikan sedalam aku mencintaimu, memang begitulah cinta yang tumbuh dan berkembang di hatiku, jangan salahkan aku zul!!!!kau telah buat aku tak bisa mencintai gadis lain, karena cinta ini hadir, ketika kau menyapaku dengan liontin cinta,
hingga pada saatnya, kau ungkapkan perasaanmu padaku malam itu, entah sedalam apa kau mencintaiku, yang aku tahu " kau tarik aku untuk ikut ke dalam perasanmu itu " betapa bahagianya aku waktu itu, namun hatiku yang hampir sembuh dari luka, kembali hancur, setelah aku tahu, beberapa waktu kemudian, cintamu tidak sepenuhnya, cintamu hanya di lidah, kau tarik kembali cintamu itu, kau tarik dengan paksa cintamu, cintamu hanyebatas luapan sementara, begitu mudahnya kau buang cinta itu, dan ternyata, cintaku tercampak di belantara sepi untuk yang kesekalian kalinya, cintaku bertepuk sebelah tangan!! apa kau tahu? waktu itu aku tak sanggup dan telah pecahkan tangis, air mataku leleh bersama butir-butir kekecewaan, hingga mataku sembab memerah mengguratkan tangis kepedihan, dan aku rasakan cintaku padamu berubah menjadi luka, luka yang di sebabkan oleh cinta yang terbuang, dan untuk yang pertama kalinya air mata ini berderai di karenakan cinta, dalam kehidupanku ini,api sudahlah, semuanya sudah berlalu, biarkan kisah itu menjadi penggalan manis dalam kehidupan kita, luka yang kau berikan dulu sudah kau balut dengan senyum menawanmu di alul-alun waktu itu, kau obati lukaku dengan perasaan yang beda, perasaan yang menurutku di dasari oleh cinta, dan akhirnya, untuk yang kedua kalinya, kau tari aku kedalam lautan cinta, cinta yang terbongkah dengan sendirinya, cinta yang di bersihkan oleh air mata, cinta yang di saksikan beribu malaikat, setelah melewati ombak yang menghempaskan kita ke tepi lautan cinta,
zul, aku berharap, suatu saat nanti kita akan bertemu dalam perpaduan dua hati yang bersatu atas nama cinta, bersatu atas jalinan cinta yang terangkum dalam hiasan janur kuning yang melengkung, aku berharap sentuhanmu malam itu akan terulang lagi
dalam petikan permata sunnah rosul, di mana aku dan kamu duduk bersanding dengan bunga yang terselip di telinga, berharap mau menerimaku enjadi pahlawan dalam kehidupan ini, pahlawan yang akan menjaga sang bidadari dalam naungan cinta suci, cinta yang tumbuh dalam satu atap, cinta yang berisi kesetiaan dan kejujuran, meski pagar berduri menjadi penghalang antara kita untuk bersatu, tapi aku memahami, cinta yang lahir dari pedalaman hati dan di dasari oleh pencarian kita terhadap ridho allah akan berbuah surga, meski aku tak tahu kapan semua itu terwujud,
zul, surat ini adalah ungkapan hatiku yang sangat jujur, sejujur aku mencintaimu, semoga kau anggap surat ini dengan tanggapan serius, seserius aku mencintaimu, jika memang benar kau mencintaiku dengan tulus, maka aku katakan, aku lebih mencintaimu lebih dari diriku sendiri, sedalam biru laut, setinggi langit, seluas angkasa, dan sejauh musafir mencari cinta, karena memang, aku mencintaimu sesuci cinta itu sendiri, anugrah suci dari samawi, aku akan menunggu cintamu sampai kapanpun, meski cinta itu tida terbuhul dalam waktu dekat ini,
zul, aku rela menangis bila saja air mataku mampu membahagiakan kamu, aku rela menyerahkan jiwaku andai saja hidupku mampu menjagamu, karena, aku benar-benar tak bisa hidup tanpamu,
zul, lembaran ini adalah saksi bisu tentang kisah kita, tentang perjalanan hidup yang penuh dengan cinta, aku ingin kau tahu, di sini bukan nadzom yang aku ucap, tapi namamu yang aku senandungkan, di sini bukan pelajaran yang aku tulis, tapi pesonamu yang aku lukis, tiap tarikan nafas dan denyut jantung berdetak, atau darah yang mengalir di urat nadi, selalu teriring namamu, nama yang begitu indah, seindah aku mencintaimu, nama yang telah terukir di hatiku, terukir atas nama cinta, nama "nuzulussa'adah" yang aku buat menjadi dasar untuk mencari ridho allah,

terakhir, semoga allah menumbuhkan benih-benih cinta di hatimu, benih indah yang tumbuh dari hati gadis yang selalu ku tunggu cintanya, ya, cinta dari hatimu untukku, dan akhirnya, teriring doa untukmu, doa yang terangkai atas nama cinta, cinta yang bergemuruh di hatiku, cinta yang ku harap segera berlabuh di dermaga hatimu, dermaga bisu, di mana kita pernah bersama, mungkin melalui surat ini kau mampu menafsirkan bisikan hatiku, surat yang lahir dari dasar hatiku, surat yang muncul dari relung jiwaku yang terdalam, surat yang terangkai dari kerinduan yang membakar kalbu,

aku lipat surat ini dengan rinduku padamu,
ku titipkan seunting ciuman melalui surat ini,


USMAN ARRUMY
(YANG MENANTI DI TAMAN KEINDAHAN)

0 komentar

[MAKLUMAT] Buku puisi Mantra Asmara x - +